Kamis, 25 Maret 2010

Tipe-tipe Longsoran

Ada beberapa jenis longsoran yang umum dijumpai pada massa batuan di tambang terbuka (Hoek and Bray, 1981) yaitu :
1.Longsoran bidang (Plane failure)
2.Longsoran baji (wedge failure)
3.Longsoran guling ( toppling failure)
4.Longsoran busur ( circular failure )
Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang terjadi disepanjang bidang luncur yang dianggap rata. Bidang luncur tersebut dapat berupa rekahan, sesar maupun bidang perlapisan batuan. Longsoran jenis ini akan terjadi jika kondisi di bawah ini terpenuhi (Karyono, 2004) :
1.Jurus (strike) bidang luncur mendekati paralel terhadap jurus bidang permukaan lereng ( perbedaan maksimum 200)
2.Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil daripada kemiringan bidang permukaan lereng
3.Kemiringan bidang luncur lebih besar daripada sudut geser dalam
4.Terdapat bidang bebas yang merupakan batas lateral dari massa batuan atau tanah yang longsor.
Longsoran baji terjadi bila terdapat dua bidang lemah atau lebih berpotongan sedemikian rupa sehingga membentuk baji terhadap lereng (gambar 2.3). Longsoran baji ini dapat dibedakan menjadi dua tipe longsoran yaitu longsoran tunggal (single sliding) dan longsoran ganda (double sliding). Untuk longsoran tunggal, luncuran terjadi pada salah satu bidang, sedangkan untuk longsoran ganda luncuran terjadi pada perpotongan kedua bidang. Longsoran baji tersebut akan terjadi bila memenuhi syarat sebagai berikut :
1.Kemiringan lereng lebih besar daripada kemiringan garis potong kedua bidang lemah
2.Sudut garis potong kedua bidang lemah lebih besar daripada sudut geser dalamnya
Longsoran guling umumnya terjadi pada lereng yang terjal dan pada batuan yang keras dimana struktur bidang lemahnya berbentuk kolom. Longsoran jenis ini terjadi apabila bidang-bidang lemah yang ada berlawanan dengan kemiringan lereng. Longsoran ini pada blok fleksibel, terjadi jika :
a. > 900 +  - , dimana  = kemiringan bidang lemah,  = sudut geser dalam dan  = kemiringan lereng.
b.Perbedaan maksimal jurus (strike) dan kekar (joint) dengan jurus lereng (slope) adalah 300
Longsoran busur umumnya terjadi pada material yang bersifat lepas (loose material) seperti material tanah. Sesuai dengan namanya, bidang longsorannya berbentuk busur. Batuan hancur yang terdapat pada suatu daerah penimbunan dengan dimensi besar akan cenderung longsor dalam bentuk busur lingkaran (Hoek & Bray, 1981). Pada longsoran busur yang terjadi pada daerah timbunan, biasanya faktor struktur geologi tidak terlalu berpengaruh pada kestabilan lereng timbunan. Pada umumnya kestabilan lereng timbunan bergantung pada karateristik material, dimensi lereng serta kondisi air tanah yang ada dan faktor luar yang mempengaruhi kestabilan lereng pada lereng timbunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar