Jumat, 05 Maret 2010

Maladewa, here I come ...


Tak banyak yang tahu bila di sebelah selatan-barat daya India, terletak sebuah negara kepulauan yang sangat indah panorama alamnya. Republik Maladewa. Negara ini terdiri dari kumpulan atol di Samudra Hindia. Terletak 700 km sebelah barat daya Sri Lanka, negara tersusun dari 26 atol yang terbagi atas 20 atol administratif dan satu kota.

SEBAGAI ibukota Maladewa, Male sekaligus menjadi kota terbesar di negara ini. Maladewa kini menggeser Bali sebagai surga pecinta wisata air seperti surfing, snorkeling hingga diving. Bahkan istilah matahari, pasir dan laut menjadi ‘makanan’ sehari-hari saat berada di Maladewa.

“Wisatawan yang menggilai dunia air layak datang ke tempat ini. Terutama yang suka diving, snorkeling atau wisata air lainnya,” terang Benny Sidharta, Vice President PT Wisata Dewa Tour and Travel Service (Wita Tour) Surabaya.

Meski objek wisata Maladewa tak sebanyak di Hawai, namun yang ditawarkan Maladewa lebih bersifat personal. Dari privat beach atau hotel-hotel yang menawarkan suasana ayem.

Dengan iklim hangat dan tak terlalu lembab, matahari terus bersinar sepanjang tahun di Maladewa, dengan suhu udara berkisar 29-32 derajat Celcius. Artinya pakaian kasual bisa disertakan dalam bagasi saat berlibur ke sana, seperti T-shirt atau pakaian katun yang bisa menyerap keringat. Bahkan di Male atau di beberapa pulau atoll lainnya, para wanitanya malah disarankan untuk berpakaian paling modis dari koleksi yang mereka miliki.

Mengingat Maladewa bukan negara yang terlalu besar, Benny menyebut waktu selama tiga sampai lima malam merupakan waktu yang pas untuk menikmati keindahan dunia air Maladewa.

“Pengeluaran di Maladewa relatif sedikit, terutama bila ingin berbelanja sovenir. Di sana harganya relatif murah. Sehingga dengan bekal 300 dolar AS saja, wisatawan bisa berbelanja sepuasnya. Atau total untuk tiket pulang pergi plus akomodasi hanya membutuhkan minim 700 dolar AS,” ujar Benny.

Salah satu jalan utama di pulau ini yang menyediakan berbagai pernak-pernik terletak di Majeedhee Magu. Di sini bisa diperoleh penjual pakaian, parfum, kosmetik, perhiasan, jam tangan, elektronik hingga barang lain. Seluruh toko buka hingga pukul 11.00 malam, kecuali saat-saat berdoa, mereka akan tutup selama 15 menit.

Selain itu terdapat pasar lokal yang menyediakan berbagai macam sayuran, buah-buahan, hingga makanan manis dan keripik. Beberapa toko bahkan menjual dari pintu ke pintu ikan kering.

Untuk mencari suvenir, selain di Majeedhe Magu bisa pula di Male, tinggal menyeberang ke Chaandanee Magu. Rata-rata toko suvenir terletak di sebelah utara Chaandanee Magu, yang lebih dikenal sebagai Bazaar Singapura karena banyaknya barang impor asal negari singa.

Di sini tersedia beberapa penerjemah dan penjual yang bisa berbicara dalam Bahasa Inggris. Salah satu barang yang wajib dibeli di tempat ini adalah thudu kuna, yakni sebuah alas yang terbuat dari bahan fiber lokal. Di samping itu ada miniatur dari kayu yang disebut dhonis.

Pakai Bahasa Inggris Saja!
ANDA mungkin dibuat pening dengan bahasa apa yang biasa dipakai di Maladewa, mengingat sebagian besar penduduknya merupakan keturunan India. Bahasa resmi yang digunakan di negara ini adalah Dhihevi, sebuah bahasa yang ditempatkan di antara grup Indo-India. Toh, Anda tak perlu cemas, Bahasa Inggris banyak dipakai penduduk Maladewa, sehingga turis pun bisa dengan mudah berkomunikasi dengan mereka. Di beberapa hotel selain menggunakan Bahasa Inggris juga memakai Bahasa Jerman, Prancis, Italia dan Jepang.

“Wisatawan asal Eropa dan Jepang memang yang paling banyak berkunjung di negara ini. Mungkin karena alasan inilah, bahasa-bahasa tersebut akhirnya dipelajari staf-staf hotel di sana,” kata Benny.

Islam merupakan agama yang dipeluk sebagian besar penduduk Maladewa. Karena kentalnya agama yang mereka peluk inilah, maka di sini ada larangan untuk minum minuman beralkohol ataupun membawanya.

Perihal akomodasi, saat musim turis datang (Desember – Maret), disarankan untuk memesan hotel jauh-jauh hari sebelum mengunjungi Maladewa. “Bermacam tipe hotel tersedia di Maladewa. Mulai dari harga 100 dolar AS per malam hingga hotel bintang lima pun tersedia,” kata Benny.

Apa Saja yang Ditawarkan Maladewa?
1. Scuba diving (menyelam). Seluruh tempat peristirahatan di Maladewa memiliki fasilitas menyelam bersertifikat internasional. Seluruh peralatan yang disediakan seperti masker, alat selam, hingga tabung selam memang khusus disedikan untuk menyelam. Tempat-tempat paling populer untuk menyelam diantaranya Ship Wreck, Banana Reef, Shark Point, Barracuda Giri, dan Manta Point.

2. Snorkeling. Dengan cara ini Anda bisa menyelami dasar laut dengan puas. Peralatan snorkeling yang disediakan bisa memberikan pengalaman menarik di bawah dasar laut Maladewa

3. Hingga saat ini, banyak yang mengatakan hanya para penyelamlah yang benar-benar menikmati liburannya di Maladewa. Padahal tidak, Anda yang tidak suka berbasah-basah pun bisa mengagumi keindahan karang bawah laut maupun ikan-ikannya dengan menggunakan kapal selam buatan Jerman.

4. Meski masih baru di Maladewa, namun kini kegiatan selancar mulai dilirik wisatawan, terutama di wilayah utara Atol Male.

5. Memancing. Aktivitas ini tak hanya dilakukan penduduk asli Maladewa, turis-turis asing pun mulai keranjingan memancing, terutama di malam hari. Bahkan beberapa penginapan menyediakan perjalanan khusus untuk memancing, setidaknya sekali dalam seminggu

Sumber :http://www.surya.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar