Welcome To Brisbane,
Ini adalah penerbangan international saya yang pertama dan perjalanan keluar negeri yang pertama. Amazing, perusahaan baru tempat saya bekerja memberikan kesempatan untuk mengikuti training selama sebulan di Brisbane. Thanks….
Perjalanan saya di Brisbane pada bulan April yang termasuk autum pada periode Maret sampai Mei dengan suhu rata-rata 15 -28 derajat celcius.
Terminal 3 Bandara Changi |
Berangkat dari salah satu bandara terbaik di dunia Changi International Airport waktu perjalanan menuju Brisbane adalah 7 jam 40 menit dengan menggunakan Singapore Airlines. Kenyamanan international flight saya rasakan begitu luar biasa, variasi makanan, film dan musim terbaru , selimut, bantal bahkan mereka memberikan kaos kaki untuk membantu menghangatkan kaki.
Penerbangan selama 7 jam 40menit tidak terasa , pukul 6.30 tiba di Bandara International Brisbane. Hal yang unik dan pertama kali saya dapatkan adalah pemeriksaan di imigrasi yang sangat ketat, setiap penumpang harus mendeklarasikan barang-barang yang dibawa masuk ke Australia termasuk makanan, minuman, obat-obatan, bahkan tanah yang berada di alas sepatu olahraga harus dideklarasikan. Pihak Imigrasi Australia akan memeriksa ulang barang-barang yang dideklarasikan dengan kesesuain barang-barang yang menjadi bawaan penumpang, jika ada pelanggaran maka barang-barang yang tidak dideklarasikan harus dibuang, saking ketatnya mereka menggunakan beberapa jenis anjing yang mengelilingi penumpang untuk mengidentifikasi barang-barang asing yang dibawa oleh penumpang.
Setelah pemeriksaan passport, visa dan imigrasi saya dijemput oleh atasan saya di Bandara Brisbane dan istrinya, mereka adalah orang Kolombia yang menetap dan bekerja di Australia. Nice manager, Albert langsung membawa saya menuju hotel Riverside yang berada ditengah Kota Brisbane untuk sarapan dan langsung menuju kantor, berkenalan dengan seluruh karyawan dari berbagai department dan Negara. Satu hal yang saya pelajari hal yang sangat berbeda diperusahaan-perusahaan tambang Indonesia, mereka menyambut dengan sangat ramah, suasana kekeluargaan dimana setiap orang saling menyapa menanyakan kabar setiap bertemu dan membiasakan mengucapkan terima kasih setiap mendapat bantuan. Amazing .. lingkungan kerja yang sangat baik.
Makan siang hari pertama di sekitar kantor di Newmarket Road di restoran Thailand, menunya adalah nasi goreng dengan versi jumbo…wow….enek dan sangat sulit menghabiskannya mengingat makanan dimasak dengan satu dapur dengan makanan yang diharamkan untuk seorang muslim, you can see “pork” at list menu.
Hari kedua melanjutkan training technical di kantor, dan dilanjutkan dengan pengenalan kantor, akses untuk evakuasi dan dimana letak fire extinguisher dan prosedur evakuasi darurat ketika terjadi kebakaran. Good culture..pemerintah Australia sangat ketat dalam menerapkan aturan untuk setiap perusahaan. Sebelum makan siang, jadwal selanjutnya bertemu dengan CEO,beliau meminta waktu langsung untuk bertemu dan mengucapkan selamat datang dan bergabung dengan perusahaan, CEO menjelaskan tentang sejarah perusahaan, komitmen, visi dan nilai perusahaan serta masa depan dari perusahaan ini yang sekarang tersebar di seluruh dunia dan menjadi bagian penting dari kegiatan operational penambangan di seluruh dunia. Hal ini merupakan pertama kali induction disuatu perusahaan dimana dijadwalkan untuk bertemu dengan CEO dan menyambut serta memberikan komitmen setiap karyawannya. Makan siang di restoran Thailand disekitar South Brisbane, makanan lumayan enak tom yam with soup and rice AUD 10 bersama karyawan lain dari Meksiko,dari Srilangka,Irlandia dan Peru. Aksen britis mereka sedikit menyulitkan untuk bisa dimengerti.
Peta satelit Riverside |
Brisbane adalah Ibu kota Negara Bagian Queensland di Australia. Brisbane menduduki peringkat ketiga kota terpadat penduduknya di Australia, dengan populasi penduduk dari berbagai Negara. Kota ini memiliki keunikan tersendiri yaitu terbelah oleh sungai yang berbentuk hurup U serta berkelok-kelok, pada mata kuliah geomorfologi disebut oxbow lake yaitu sungai berbentuk tapal kuda. Dengan airnya yang bersih Sungai Brisbane membentang dari University of Queensland disebelah tenggara sampai Bretts Wharf di timur laut dan sebaliknya membelah tengah kota Brisbane yang dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi khas kota metropolitan.Landskap gedung yang berpadu dengan peninggalan jaman penajajahan dengan mempertahankan arsitektur aslinya menjadikan Brisbane sebagai kota yang unik dan membedakannya dengan kota lain di Australia. Dinamika masyarakatnya yang lebih santai dan senang berkumpul bersama di akhir pekan di café atau sekedar berbelanja menjadi salah satu ciri khas kota Brisbane.
Budaya masyarakat Brisbane setiap akhir pekan mereka akan menghabiskan waktu untuk berkumpul dan minum-minum di café, saya mengikuti acara teman-teman kantor di Melbourne Hotel dengan minum coke sementara yang lain menenggak bir. Pukul 10 malam waktu Brisbane Albert memutuskan untuk pulang dan saya juga meninggalkan area itu. Saya memutuskan untuk berjalan-jalan sendiri dan mencari makan malam di rumah makan Turkey yang rasa spicy nya hampir mirip dengan makanan Indonesia, saya mencoba Kebab Turkey AUD 8. Rumah makan Turkey tersebut menyiapkan seorang penari perut setiap jumat malam dengan pakaian seksi dan goyangan pinggul yahud….hehe…Ketika makan malam belum selesai Albert dan istrinya Paula bergabung untuk menikmati makan malam bersama. Mereka adalah pasangan kolombia yang sangat romantic dan humble. Mereka bercerita tentang bagaimana mereka pindah ke Australia dan menikmati hidup di Australia.
Wheel of Brisbane |
Conrad Building |
Victory Bridge |
Hari ketiga mengunjungi tempat-tempat menarik di Brisbane yaitu Central Business Distric (CBD), art gallery dan museum, victory bridge, wheel Brisbane, Maritim Museum. Jogging disepanjang Brisbane River Floating Walkway yaitu sebuah jalur pejalan kaki yang sangat inovatif yang menghubungkan story bridge dan Merthyr Street New Farm diujung sungai. Jalanan yang menanjak dan menurun disediakan untuk masyarakat dan para pengunjung agar dapat dengan mudah menikmati pemandangan sepanjang jalan. Disepanjang jalan tersebut dipisahkan antara jalur pejalan kaki dan jalur sepeda, kita juga dapat melihat area rock climbing sepanjang jalur tersebut, jalur rock climbing yang disebut Kangaroo Point Cliffs merupakan batuan ultra basa dengan kondisi struktur kompleks, point-point untuk memanjat dipasang diatas joint-joint batuan.
Kangaroo point cliff |
Di akhir pekan area southbank sangat ramai dengan turis, dengan latar belakang Brisbane bridge tempat ini merupakan salah satu area terfavorit untuk mengabadikan foto dan menikmati sunset. Tempat selanjutnya yang didatangi adalah Queen Street, disepanjang jalan ini terdapat café dan tempat berbelanja souvenir dari Australia khas Brisbane, tempat teramai adalah Brisbane Square dan Queen Street Mall. Siang harinya mengunjungi Welly, rekan engineer dari Indonesia di apartementnya Mantra Queen Hotel, sambil menikmati makan siang khas Indonesia berupa rendang dan telur ceplok, hmm so yummy, kemudian mengunjungi supermarket Woolworth yang menjual makanan Indonesia berupa Indomie Instant dan beberapa makanan khas Indonesia. Hari ketiga weekend ini di sore harinya saya mengunjungi beberapa tempat yaitu :
- Queensland Cultural Park, tempat ini tidak jauh dari hotel tempat saya menginap di Riverside hotel. DItempat ini terdapat The Queensland Performing Art Centre, Queensland Museum, Queensland Art Gallery, dan Gallery Modern Art.
- South Bank, Tempat ini dapat dijangkau dengan mudah cukup melintasi Victoria Bridge. Area ini merupakan area public tempat berkumpul banyak turis dengan beberapa atraksi Wheel Of Brisbane, pantai buatan untuk umum, kios makanan,kafe , restoran, serta pedestrian dan dermaga city Cat.
- Wheel of Brisbane Atraksi ini dengan menaiki roda raksasa sangat mengasikkan bisa melihat Brisbane dari ketinggian 60 meter.
Setelah mengunjungi tempat tersebut diatas saya memutuskan untuk menghabiskan malam minggu di hotel dan menikmati makan malam di hotel. Makan malam di hotel dengan porsi besar Pizzza Margarita AUD15, that was expensive one…sambil menonton film-film di TV Australia, di sela-sela film banyak iklan versi TV Australia. Iklan terbanyak didominasi oleh diskon-diskon besar minimarket dan iklan mobil versi terbaru, iklan kemanusiaan. Beberapa Iklan terkesan aneh dan tidak biasa seperti iklan untuk memesan kuburan lebih awal dengan model iklan orang-orang tua diatas 60 tahun dengan senyum cerianya . Iklan terbaik yang pernah saya lihat dengan”this Our story” menceritakan tentang kehidupan para penambang di Australia mulai dari bangun sampai mereka bekerja dan mereka sangat bangga dengan pekerjaannya, bangga pemerintah Australia sangat menghargai engineer-engineer dan sedikit berharap semoga suatu saat Indonesia bisa memproduksi iklan seperti itu.
Queen Street |
Minggu pertama di Brisbane dihabiskan dengan bermalas-malasan di hotel sambil menonton film di TV Australia. Pagi hari jogging di sepanjang riverside barat menyusuri Perpustakaan Negara Brisbane, ditempat ini terdapat fasilitas internet gratis sehingga banyak yang menghabiskan waktu untuk browsing. Sarapan dan makan siang dilakukan di hotel, dengan memasak mie goreng asli Indonesia, dengan campuran telur dan nasi khusus yang dapat dimasak di microwave dalam waktu 90 detik langsung dapat disajikan. Sore hari kembali mengunjungi Queen Street Mall untuk membeli souvenir dan ke supermarket Woolworth untuk membeli sayur, buah, ikan salmon, kue dan cemilan untuk persiapan membuat bekal sendiri ke kantor. Ketika sedang berbelanja petugas supermarket memberitahukan kepada para pengunjung bahwa minimarket akan segera tutup sehingga setiap pengunjung harus menyelesaikan kegiatan belanjanya, saat keluar saya melalui pintu keluar yang lain sehingga tersesat tidak melalu Queen Street, saya menyusuri sepanjang Alice Street kemudian melalui Botanic Garden City dan Queensland University of Technology (QUT), cukup melelahkan membawa 3 kantong belanja menyusuri riverside menuju Victoria bridge dan kembali ke hotel.
Makan malam dipersiapkan sendiri dengan memasak nasi, menumis wortel dan kol menjadi capcay tanpa rasa dengan aroma saos khas Indonesia dan ikan salmon goreng. Mengingat saya memasak di dalam apartment yang memiliki sensor asap sehingga perlu berhati-hati ketika menggoreng atau menumis sesuatu. Beruntung dapur dilengkapi dengan kipas angina diatasnya sehingga dapat mengurangi asap yang keluar dari bekas penggorengan. Akhirnya makan malam siap, nasi, capcay rasa cabe, ikan salmon goreng dan lengkap dengan jus jeruknya…hmmm….yummy….
Makanan kreasi sendiri Salmon goreng dan Capcay |
Indomie Goreng menu favorit |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar