Jumat, 02 Juli 2010

I write your name beside my name in my plan for the future
I write your name in my heart to accompany my life forever
But now..you go...
I dont Know how I can erase your name
Please teach me ....
Please give me direction to start this...

Sabtu, 10 April 2010

Scorpions - You And I

Lagu favorit zaman dulu baru ketemu liriknya...

Scorpions - You And I ..

I lose control because of you babe
I lose control when you look at me like this
there's something in your eyes that is sayin' tonight
I'm not a child anymore, life has opened the door
to a new exciting life

I lose control when I'm close to you babe
I lose control don't look at me like this
there's something in your eyes, is this love at first sight
like a flower that grows, life just wants you to know
all the secrets of life

It's all written down in your lifelines
it's written down inside your heart

You and I just have a dream
to find our love a place
where we can hide away
you and I were just made
to love each other now
forever and a day

I lose control because of you babe
I lose control when you look at me like this
there's something in your eyes that is sayin' tonight
I'm so curious for more just like never before
in my innocent life

It's all written down in your lifelines
it's written down inside your heart

You and I just have a dream
to find our love a place
where we can hide away
you and I were just made
to love each other now
forever and a day

Time stands still
when days of innocence are falling for the night
I love you girl I always will
I swear I'm there for you till the day I'll die

Selasa, 30 Maret 2010

Makassar, here I come..

Last day before fieldbreak, masih dengan segudang pekerjaan yang menumpuk,
Report longsor sdh dikirim hari ini, daily report SSR ok. hand over dan semuanya selesai.
Makassar, here I come..sangat merindukan kota ini, walaupun baru 6 minggu

Kamis, 25 Maret 2010

Perencanaan Desain Pit Berdasarkan Rekomendasi Geoteknik


Perencanaan tambang terbuka merupakan proses-proses yang berkaitan dengan masalah geometri meliputi faktor cadangan, ekonomi, lingkungan dan kestabilan lereng. Faktor kestabilan lereng merupakan salah faktor terpenting yang harus diperhatikan secara seksama karena hal ini menyangkut tentang kelancaran proses penambangani yang akan dilakukan. Desain lereng yang stabil dan tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pertambangan yang maksimal, mining recovery yang optimal dan terjaminnya perlindungan lingkungan serta keselamatan dan kesehatan kerja tambang.
Salah satu hal yang sangat penting dalam perencanaan penambangan adalah rancangan geometri lereng. Geometri lereng terdiri dari beberapa bagian yaitu Jenjang di gambarkan dengan kaki lereng (toe), puncak (crest), sudut muka jenjang (face angle) dan lebar jenjang (bench width). Permukaan bagian atas dari jenjang satu dengan yang berikutnya dipisahkan oleh jarak (H) yang disebut dengan tinggi jenjang.

Tipe-tipe Longsoran

Ada beberapa jenis longsoran yang umum dijumpai pada massa batuan di tambang terbuka (Hoek and Bray, 1981) yaitu :
1.Longsoran bidang (Plane failure)
2.Longsoran baji (wedge failure)
3.Longsoran guling ( toppling failure)
4.Longsoran busur ( circular failure )
Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang terjadi disepanjang bidang luncur yang dianggap rata. Bidang luncur tersebut dapat berupa rekahan, sesar maupun bidang perlapisan batuan. Longsoran jenis ini akan terjadi jika kondisi di bawah ini terpenuhi (Karyono, 2004) :
1.Jurus (strike) bidang luncur mendekati paralel terhadap jurus bidang permukaan lereng ( perbedaan maksimum 200)
2.Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil daripada kemiringan bidang permukaan lereng
3.Kemiringan bidang luncur lebih besar daripada sudut geser dalam
4.Terdapat bidang bebas yang merupakan batas lateral dari massa batuan atau tanah yang longsor.
Longsoran baji terjadi bila terdapat dua bidang lemah atau lebih berpotongan sedemikian rupa sehingga membentuk baji terhadap lereng (gambar 2.3). Longsoran baji ini dapat dibedakan menjadi dua tipe longsoran yaitu longsoran tunggal (single sliding) dan longsoran ganda (double sliding). Untuk longsoran tunggal, luncuran terjadi pada salah satu bidang, sedangkan untuk longsoran ganda luncuran terjadi pada perpotongan kedua bidang. Longsoran baji tersebut akan terjadi bila memenuhi syarat sebagai berikut :
1.Kemiringan lereng lebih besar daripada kemiringan garis potong kedua bidang lemah
2.Sudut garis potong kedua bidang lemah lebih besar daripada sudut geser dalamnya
Longsoran guling umumnya terjadi pada lereng yang terjal dan pada batuan yang keras dimana struktur bidang lemahnya berbentuk kolom. Longsoran jenis ini terjadi apabila bidang-bidang lemah yang ada berlawanan dengan kemiringan lereng. Longsoran ini pada blok fleksibel, terjadi jika :
a. > 900 +  - , dimana  = kemiringan bidang lemah,  = sudut geser dalam dan  = kemiringan lereng.
b.Perbedaan maksimal jurus (strike) dan kekar (joint) dengan jurus lereng (slope) adalah 300
Longsoran busur umumnya terjadi pada material yang bersifat lepas (loose material) seperti material tanah. Sesuai dengan namanya, bidang longsorannya berbentuk busur. Batuan hancur yang terdapat pada suatu daerah penimbunan dengan dimensi besar akan cenderung longsor dalam bentuk busur lingkaran (Hoek & Bray, 1981). Pada longsoran busur yang terjadi pada daerah timbunan, biasanya faktor struktur geologi tidak terlalu berpengaruh pada kestabilan lereng timbunan. Pada umumnya kestabilan lereng timbunan bergantung pada karateristik material, dimensi lereng serta kondisi air tanah yang ada dan faktor luar yang mempengaruhi kestabilan lereng pada lereng timbunan.

Mekanisme Longsoran


Di alam, tanah dan batuan umumnya berada dalam keadaan setimbang. Artinya keadaan distribusi tegangan pada tanah atau batuan tersebut dalam keadaan mantap. Apabila pada tanah atau batuan tersebut dilakukan kegiatan penggalian, penimbunan, erosi, atau aktivitas lain, sehingga menyebabkan keseimbangannya terganggu, maka tanah atau batuan tersebut akan berusaha untuk mencapai keseimbangan baru dengan cara pengurangan beban dalam bentuk longsoran (Made, 1995).
Pembuatan geometri lereng dengan dimensi tertentu yang dilakukan dalam aktivitas penggalian tambang terbuka adalah merupakan gangguan terhadap keseimbangan yang bisa menyebabkan terjadinya kelongsoran. Bentuk dari gangguan tersebut merupakan proses dari gerakan tanah atau batuan mulai dari rayapan (creep) sampai longsoran (failure) (Made, 1995).
1.Mekanisme Dasar Terjadinya Longsoran
Secara prinsip, pada suatu lereng pada dasarnya berlaku dua macam gaya, yaitu gaya penahan dan gaya penggerak. Gaya penahan yaitu gaya yang menahan massa dari pergerakan berupa gaya gesekan atau geseran, kohesi dan kekuatan geser tanah. Sedangkan gaya penggerak adalah gaya yang menyebabkan massa bergerak berupa gaya berat, gaya gravitasi.
Konsep dari faktor keamanan yaitu perbandingan antara gaya penahan dan gaya penggerak yang diperhitungkan pada bidang gelincirnya. Jika gaya penahannya lebih besar dari gaya penggeraknya maka lereng tersebut dalam keadan stabil (mantap), tetapi bila gaya penahannya lebih kecil dari gaya penggeraknya, maka akan menyebabkan terjadinya kelongsoran. Kestabilan suatu lereng dapat dinyatakan (Hoek and Bray, 1981) sebagai berikut :
FK = =
Kestabilan suatu lereng biasanya dinyatakan dalam bentuk faktor keamanan (FK).
F > 1 : Lereng dalam keadaan stabil
F = 1 : Lereng dalam keadaan seimbang dan siap longsor
F < 1 : Lereng tidak mantap
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kestabilan lereng
Kestabilan lereng pada lereng batuan selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor (Made,1995) sebagai berikut :
a. Penyebaran batuan
Jenis batuan atau tanah yang terdapat di daerah penyelidikan harus diketahui, demikian juga penyebaran serta hubungan antar batuan. Ini perlu dilakukan karena sifat-sifat fisis dan mekanis suatu batuan berbeda dengan batuan lain sehingga kekuatan menahan bebannya juga berbeda
b. Relief Permukaan Bumi
Faktor ini mempengaruhi laju erosi dan pengendapan serta menentukan arah aliran air permukaan dan air tanah. Hal ini disebabkan karena untuk daerah yang curam, kecepatan aliran air permukaan tinggi dan mengakibatkan pengikisan lebih intensif dibandingkan pada daerah yang landai, karena erosi yang intensif banyak dijumpai singkapan batuan menyebabkan pelapukan yang lebih cepat. Batuan yang lapuk mempunyai kekuatan yang rendah sehingga Kestabilan lereng menjadi berkurang.
c. Geometri lereng
Geometri lereng mencakup tinggi lereng dan sudut kemiringan lereng. Kemiringan dan tinggi suatu lereng sangat mempengaruhi kestabilannya. Semakin besar kemiringan dan tinggi suatu lereng maka Kestabilannya semakin kecil. Muka air tanah yang dangkal menjadikan lereng sebagian besar basah dan batuannya memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga menyebabkan kekuatan batuan menjadi rendah dan lereng lebih mudah longsor.
d. Struktur batuan
Struktur batuan yang sangat mempengaruhi Kestabilan lereng adalah bidang-bidang sesar, perlapisan dan rekahan. Oleh karena itu perlu diperhatikan dalam analisa adalah struktur regional dan lokal. Struktur batuan tersebut merupakan bidang-bidang lemah dan sekaligus sebagai tempat merembesnya air sehingga batuan menjadi lebih mudah longsor.

e. Iklim
Iklim mempengaruhi temperatur dan jumlah hujan, sehingga berpengaruh pula pada proses pelapukan. Daerah tropis yang panas, lembab dengan curah hujan tinggi akan menyebabkan proses pelapukan batuan jauh lebih cepat daripada daerah sub-tropis. Karena itu ketebalan tanah didaerah tropis lebih tebal dan kekuatannya lebih rendah dari batuan segarnya.
f. Tingkat Pelapukan
Tingkat pelapukan mempengaruhi sifat-sifat asli dari batuan, misalnya angka kohesi, besarnya sudut geser dalam, bobot isi, dll. Semakin tinggi tingkat pelapukan maka kekuatan batuan akan menurun.
g. Hasil Kerja Manusia
Selain faktor alamiah, manusia juga memberikan andil yang tidak kecil, misalnya suatu lereng yang awalnya mantap karena manusia menebangi pohon pelindung, pengolahan tanah yang tidak baik, saluran air yang tidak baik, penggalian/ tambang, dan lainnya menyebabkan lereng tersebut menjadi tidak mantap, sehingga erosi dan longsoran mudah terjadi.
h. Sifat fisik dan mekanik batuan
Sifat fisik batuan yang mempengaruhi Kestabilan lereng adalah : bobot isi (density), porositas dan kandungan air. Kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi dan sudut geser dalam merupakan sifat mekanik batuan yang juga mempengaruhi lereng.
• Bobot isi (unit weight)
Bobot isi batuan akan mempengaruhi besarnya beban pada permukaan bidang longsor. Sehingga semakin besar bobot isi batuan, maka gaya penggerak yang menyebabkan lereng longsor akan semakin besar. Dengan demikian kestabilan lereng tersebut semakin berkurang.
• Porositas
Batuan yang mempunyai porositas besar akan menyerap air. Dengan demikian bobot isinya menjadi lebih besar sehingga akan memperkecil kestabilan lereng.
• Kandungan air
Kandungan air sangat besar pengaruhnya dalam analisis kestabilan lereng. Semakin besar kandungan air dalam batuan, maka tekanan air pori menjadi besar juga. Dengan demikian kuat geser batuannya akan menjadi kecil. Sehingga kestabilannya akan berkurang.
• Kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser
Kekuatan batuan biasanya dinyatakan dengan kuat tekan (confined & unfined compressive strength), kuat tarik (tensile strength) dan kuat geser (shear strength). Batuan yang mempunyai kekuatan besar akan lebih mantap.
• Kohesi dan sudut geser dalam
Semakin besar kohesi dan sudut geser dalam, maka kekuatan geser batuan akan semakin besar juga.
• Pengaruh gaya
Biasanya gaya-gaya dari luar yang dapat mempengaruhi kestabilan lereng antara lain : getaran alat-alat berat yang bekerja pada atau sekitar lereng, peledakan, gempa bumi dll. Semua gaya-gaya tersebut akan memperbesar tegangan geser sehingga dapat mengakibatkan kelongsoran pada lereng.

Pekerjaan Geoteknik pada Penambangan

Analisis kestabilan lereng tambang terbuka
Failure di tambang terbuka
Geoteknik adalah ilmu yang mempelajari perilaku tanah maupun batuan. Di dalam dunia pertambangan peran seorang geotek sangatlah penting. Tidak hanya untuk mendesain atau menganalisis lereng agar aman, akan tetapi geoteknik engineer juga diperlukan untuk mendesain stock pile, barge loading Conveyor/ Jety Manual maupun pelabuhan. Seorang geotek akan melakukan perhitungan seberapa besar beban yang dapat diterima oleh suatu tanah/batuan, sehingga dapat mencegah terjadinya longsor akibat beban yang berlebihan yang ditanggung oleh tanah/batuan tersebut.
Banyak perusahaan tambang kita yang masih mengabaikan peran geoteknik di dalam tambang. Anggapan bahwa penyelidikan geoteknik itu mahal adalah salah. Biaya yang dikeluarkan untuk penyelidikan geoteknik tidaklah semahal biaya yang akan terbuang bila terjadi longsor di tambang, stock pile, barge loading atau bahkan pelabuhan. Sebagai contoh, perusahaan tambang yang baru sekitar satu minggu memasang hopper seberat 200 ton di lokasi barge loading conveyor, tiba-tiba mengalami longsor. Hopper terlepas dari pondasinya dan menggeser semua bangunan yang sudah terpasang disekitar BLC. Kaki conveyor terangkat, dolpin bergerak dan jatuh ke sungai akibat terjadinya pergerakan tanah disekitarnya. Kerugian struktur yang diderita mencapai lebih dari 1M, belum lagi kerugian yang timbul akibat terhentinya aktifitas disekitar BLC. Banyak juga perusahaan tambang yang membuat lokasi stock pilenya dekat dengan sungai. Akibat beban yang berlebihan dari penumpukan batubara, lebih besar maka sebagian dari batubara tersebut longsor ke sungai. Dapat dibayangkan berapa kerugian yang diderita oleh perusahaan akibat hilangnya batubara dan pencemaran yang ditimbulkan. Untuk itulah peran geotek cukup penting agar terhindar dari kerugian-kerugian tersebut.
Pekerjaan penting lain yang harus dilakukan seorang engineer geotek adalah memberikan panduan kepada pihak terkait mengenai potensi bahaya geoteknik yang akan terjadi kepada pihak terkait (manajemen perusahaan, institusi, operasional tambang, mineplanner, dll).
Peran seorang engineer geotek secara umum dalam pertambangan adalah :
1. Eksplorasi dan Mine Development.
Geoteknik diperlukan untuk memandu kepada arah pembuatan desain pit yang optimal dan aman (single slope degree, overall slope degree, tinggi bench, potensi bahaya longsor yang ada contohnya: longsoran bidang, baji, topling busur, dll) sesuai dengan kriteria faktor keamanannya. Disini ahli geotek tidak hanya melakukan analisis namun juga ikut turun memetakan kondisi geologi (patahan/lipatan/rekahan, dll) dilokasi yang akan dibuka tambang. Selain itu juga geoteknik diperlukan dalam pembangunan infrastruktur tambang seperti stockpile, port, jalan hauling di areal lemah, dll. Disini, peran ahli geotek adalah memberikan analisis mengenai daya dukung tanah yang aman, cut fill volume, serta langkah-langkah yang diperlukan untuk memenuhi faktor keamanan sehingga ketika dilakukan kontruksi dan digunakan tidak terjadi longsoran (failure).
2. Operasional Tambang
Pada kondisi ini ahli geotek berperan dalam pengawasan kondisi pit dan infrastruktur yang ada, sebagai contoh pengawasan pergerakan lereng tambang, zona-zona potensi longsor di areal tambang (pit dan waste dump) akibat proses penambangan, prediksi kapan longsor akan terjadi, apakah berbahaya untuk operasional di pit atau tidak, langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mengantisipasi longsor seperti mengevakuasi alat, melakukan push back untuk menurunkan derajat kemiringan lereng, melakukan penguatan, melakukan pengeboran horizontal untuk mengeluarkan air tanah,dll. Disini peran ahli geotek memandu tim safety dalam pengawasan operasional tambang dan ahli geotek bisa melakukan penyetopan operasional pit jika membahayakan keselamatan manusia dan alat, hal ini juga berlaku pada infrastruktur.
3. Post Mining (Pasca Penambangan)
Setelah kegiatan penambangan selesai, geotek bekerja sama dengan safety juga berperan untuk memastikan bahwa kondisi waste dump dan pit dalam kondisi aman dan tidak terjadi longsor dalam jangka waktu lama, karena setelah tambang selesai lahan tersebut akan dikembalikan kepada pemerintah dan masyarakat dan menyangkut masalah citra perusahaan, bagi perusahaan yang berstatus green company hal ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan.